GMKI Minta Negara dan Masyarakat Siap Hadapi MEA

Kabupaten Bekasi -Gerbang Masyarakat Ekonomi Asean ( MEA ) sudah dibuka secara serentak oleh seluruh negara di ASEAN, Perlu adanya kesiapan antar negara untuk menyiapkan persaingan dalam segala aspek halayak hidup masyarakat. persaingan antar negara pun tak bisa dipungkiri lagi, bila pemerintah lalai dalam mempersiapkannya, maka bisa jadi negara kita menjadi budak ditanahnya sendiri karena terlempar dari persaingan.

GMKI Minta Negara dan Masyarakat Siap Hadapi MEA
GMKI Minta Negara dan Masyarakat Siap Hadapi MEA

” Dibutuhkan adanya kesiapan dari semua aspek, hal yang terlebih dahulu yang harus disiapkan bangsa Indonesia adalah mental dan sikap masyarakatnya, MEA ini merupakan permasalahan yang serius, kita dipaksa untuk bersaing dengan negara Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Kamboja, Myanmar. Dengan MEA ini yang sudah terlegitimasi dalam perjanjian-perjanjian AFTA-ACFTA, APEC, KTT ASEAN, WTO dan beberapa perjanjian lain sehingga bangsa kita tidak bisa menghindar lagi dari persaingan global ini, mau tidak mau kita harus siap dan mampu bersaing dengan negara lain di tanahnya sendiri.”Ungkap Ketua Cabang GMKI Bekasi, Dumanto Siregar.

Dalam hal ini, GMKI ( Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia ) Cabang Bekasi meminta pemerintah melakukan Redefinition dan Redevelopment dalam bentuk program-program yang menyentuh masyarakat dalam menyiapkan barikade barisan masyarakat yang kuat dan mempunyai daya saing yang tinggi. Ada aspek fundamental yang perlu sama-sama kita perbaiki, yaitu mentalitas masyarakat yang pragmatis-oportunis, sikap yang lekat dengan orde baru itu harus sama-sama kita tumpas, seperti sikap yang berorientasi pada hasil bukan melihat prosesnya, mental KKN yang masih sangat lekat di hampir seluruh instansi, Gerakan rasisme yang membuka isu sara, serta dualisme dan kubu-kubu yang masih menjadi trend dikalangan lapisan masyarakat.

“Sudah saatnya kita perkuat nasionalisme kita, sudah tidak jamannya lagi kita saling tentang sesama masyarakat indonesia, sekarang sudah ada bangsa-bangsa lain yang bertepuk tangan melihat perpecahan bangsa kita, kita terlalu disibukkan dengan perpecahan bangsa sendiri, sehingga kita lupa bagaimana cara bersaing dengan negara lain yang mulai menetap di negara kita. Jelas ini sangat memilukan.”Ujarnya

Baca Juga :   Tidak Sekaligus, Pemkot Bekasi Salurkan Bantuan Sembako Secara Bertahap

Hal senada disampaikan Ketua Bidang Organisasi & Komunikasi GMKI Bekasi, Dewi Paulina Nainggolan dirinya berpandangan peran aktif pemerintah dalam penyuluhan dan sosialisasi mengenai MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) atau bisa disebut Asean Community ini. Mengingat tidak semua masyarakat tahu akan adanya MEA ini.

“Tidak semua orang tahu ini, contohnya saja di kampus saya saja hampir sebagian besar mahasiswanya tidak tahu adanya ini. Sama halnya ketika saya tanya dilingkungan masyarakat saya, disana juga banyak yang gak tahu.”Papar Mahasiswi Universitas Bhayangkara ini.

Dirinya menyayangkan keterburu-buruan pemerintah dalam menyepakati perjanjian ini, menurutnya dengan adanya MEA ini, bisa diartikan kita sebagai masyarakat Indonesia, juga merupakan masyarakat ASEAN dan mempunyai hak hidup dan pekerjaan dengan masyarakat dari negara lain. Bila masyarakat kita tidak siap, maka bersiaplah lahan pekerjaan ditanah kita sendiri di caplok oleh pekerja dari negara lain.(ONE)