Kota Bekasi – Memasuki 26 tahun usia Kota Bekasi (10 Maret 2023) dan 6 bulan pra purna bhakti 20 September 2023 mendatang, fenomena banjir yang masih terjadi awal tahun ini masih menjadi momok bagi warga di Bumi Patriot ini tidak bisa dianggap sebagai sebuah.
Melihat hal tersebut pemerhati Kebijakan dan Pelayanan Publik, Didit Susilo mengatakan penyebab banjir yang terjadi selain faktor intensitas curah hujan yang cukup tinggi, ada juga dampak akumulasi dari berbagai persoalan tata ruang yang tidak ideal dan pengembangan wilayah perkotaan yang masif tidak terukur.
“Sebagai daerah hilir memang tidak gampang penanggulangan banjir, karena ada banjir kiriman dari wilayah Bogor. Tetapi harus ada progres yang nyata untuk meminimalisir banjir tersebut,” jelas Didit, Kamis (09/03/23).
Ditegaskannya, permasalahan klasik banjir tidak bisa diselesaikan secara parsial dan hanya asal ada proyek tahunan. Harus melibatkan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar dan Pemerintah Pusat, terutama merealisasikan kanal Kali Bekasi.
Didit mengira, ruwetnya penanggulangan banjir, juga disebabkan, optimalisasi sistem drainese sekunder, primer tidak terintegrasi.
“Kurang sinkronya kinerja sistem drainase dan konektivitas antara drainase primer, sekunder dan tersier sering kali menjadi pemicu terjadinya luapan air di lingkungan permukiman masyarakat,” terangnya.
Dijelaskan Didit, mega proyek penanggulangan banjir meliputi normalisasi sungai, drainase, pematusan, pembangunan Polder mencapai ratusan miliar. Untuk pengadaan pompa air pada tahun APBD 2022 sebesar Rp20 miliar.
“Pembelian 28 unit pompa air ukuran sedang didistribusikan ke 28 RW rawan banjir dan 14 pompa besar untuk Polder Tandon Air. Sayangnya justru titik banjir malah makin bertambah tiap tahun,” ungkapnya.
Dirinya yang juga mantan jurnalis ini menjelaskan, Dalam visi misi Pentri terkait penanggulangan banjir yang masuk dalam program prioritas pembangunan Kota Bekasi tahun 2018 – 2023 meliputi, Early warning system dan respon cepat pengendalian banjir, pengendalian banjir untuk perumahan laten banjir dan intensitas banjir tinggi.
“Termasuk, pengendalian banjir di jalan arteri dan protocol, Pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan saluran, kali, gorong-gorong, pemeliharaan situ-situ dan implementasi road map solusi banjir Kota Bekasi secara menyeluruh,” pungkasnya. (Jat)