BEKASI SELATAN – Peta politik Kota Bekasi bertambah dinamis dengan munculnya nama baru yang lahir dari Organisasi masyarakat terbesar di Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama dan dihitung secara politik mampu menjadi pendamping atau pesaing petahana. Hal itu dikatakan kader muda NU yang hari ini aktif di IKA PMII Kota Bekasi Varel.
Sejauh ini, kata Varel, ada empat tokoh yang masuk dalam radar nominasi bakal calon Walikota dari NU, yakni Mantan Kepala Kementerian Agama Kota Bekasi KH. Aabdul Rosyid selaku Mustasyar NU, Sekretaris NU Kota Bekasi Ayi Nurdin, Ketua ISNU Kota Bekasi Alit Jamaluddin, IKA PMII Kota Bekasi Didik Eko Pramono, dan Wakil Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor Ahmad Yudistira.
“NU memiliki basis anggota dan basis kader yabg mengakar dan dikenal memiliki militasi kuat, dan sebuah kewajiban jika dalam momentum Pilkada kali ini kader terbaik NU diusung menjadi calon Walikota dan Wakil Walikota Bekasi Peroide 2018-2024,” kata Varel saat diwawancarai, Rabu (1/10).
Lebih lanjut Varel mengatakan, terkait dorongan kuat basis NU untuk mengusung kader terbaiknya menjadi Walikota Bekasi atau bisa dikombinasikan dangan petahana.
“Secara kita ketahui Rahmat Effendi sebagai calon Petahana akan maju kembali sebagai calon Walikota, dan memiliki potensi kemenangan yang besar,” jelasnya.
Senada dengan hal tersebut, Ketua GP Ansor Kota Bekasi Muhamad Jufri mengatakan, merupakan kebanggaan bagi kalangan muda NU jika NU mengambil sikap mengusung kader terbaiknya menjadi calon Walikota kedepan.
“Kita akan dukung dan mengerahkan daya upaya agar kader yan kita mandatkan menjadi pemenang,” terang Jufri.
Jika NU sudah membuat kebijakan strategis, lanjut Jufri, maka seluruh element yang terhimpun didalamnya harus bergerak searah demi menjaga marwah organisasi dan sejarah NU.
“Memang sudah saatnya kader NU tampil menjadi pemimpin di Kota Bekasi,”pungkasnya. (*)