Bekasi – Dishub Bekasi Target Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi, Jawa Barat, mempercepat penyelesaian sejumlah pekerjaan rumah berkaitan dengan penyelesaian administrasi bagi operasional Bus Transpatriot di wilayah setempat.
“Ada tiga tahapan lagi yang masih tersisa pasca soft launching Transpatriot 27 Desember 2017. Pada Januari 2018 masih me-running sejumlah kegiatan lain berkaitan dengan operasionalnya,” kata Kepala Bidang Transportasi Dishub Kota Bekasi Solikhin ketika diwawancara di Bekasi, Rabu (31/1/2018)
Menurut dia, pada periode Desember 2017 telah merampungkan pengadaan sembilan unit Bus Transpatriot dilanjutkan dengan kajian investasi dan kelayakan operator yang telah ditunjuk yakni Perusahaan Daerah Mitra Patriot (PDMP).”Proses audit PDMP ini sudah selesai pada akhir Desember 2017,” katanya.
Pada periode Januari 2018 kata dia, pihaknya tengah membahas payung hukum operasional berupa Peraturan Wali Kota (Perwal) untuk keperluan subsidi pembiayaan operasional Transpatriot. “Subsidi ini merupakan belanja yang kali pertama dilakukan Pemkot Bekasi selama ini. Targetnya sudah selesai pada Senin (5/2) untuk ditandatangani Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi,” katanya.
Rencananya Pemkot Bekasi akan mensubsidi biaya perjalanan penumpang separuh dari besaran tarif normalnya. “Kalau tarif normalnya kita hitung Rp7.000 per penumpang, maka setelah disubsidi menjadi Rp3.500 per penumpang,” katanya.
Tahapan selanjutnya berupa pembahasan Keputusan Wali Kota Bekasi (Kepwal) terkait dengan penunjukan operator PDMP. Baru pada periode Februari 2018 pihaknya akan mengintensifkan kegiatan pengadaan sejumlah perangkat pendukung Transpatriot mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM) termasuk pool.
“Target kami pada 10 Maret 2018 bertepatan dengan hari jadi daerah, Bus Transpatriot akan beroperasional melayani publik,” katanya.
Pool sebagai pangkalan bus akan berada di lahan Prasarana Sarana Umum (PSU) di kantor baru Satpol PP Kelurahan Harapanmulya, Bekasi Utara. “Saat ini sedang dilakukan pengerasan lantai parkir oleh Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Bekasi,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliana mengatakan, pihaknya menitipkan sembilan unit bus Transpatriot di gudang karoseri PT New Armada, Kelapa Gading, Jakarta Utara, menyusul ketiadaan pool di wilayah itu.
“Sejak peluncuran awal pada 27 Desember 2017, semua bus Transpatriot kita titipkan di gudang PT New Armada sebagai pihak pengadaan barang karena kami tidak mau mengambil risiko terjadinya kehilangan,” kata Yayan.
Rencana pengoperasian Bus Transpatriot merupakan gagasan Dinas Perhubungan setempat dalam meminimalkan kemacetan akibat banyaknya penggunaan kendaraan pribadi di wilayah itu. Bus jenis 3/4 berkapasitas tampung 41 penumpang itu diproyeksikan menjadi transportasi massal perdana di Kota Bekasi untuk memindahkan pengendara pribadi ke angkutan umum yang ideal, cepat dan nyaman bagi masyarakat perkotaan.
Menurutnya, Kota Bekasi sampai saat ini belum memiliki pool yang representatif dengan jaminan keamanan untuk menjaga barang tersebut selama proses persiapan operasional yang diagendakan `mengaspal` pada 10 Maret 2018. Keputusan itu diambil pihaknya mengingat gudang PT New Armada memiliki lahan yang cukup untuk menampung bus yang dibeli Pemkot Bekasi seharga Rp11 miliar pada 2017.
“Selain itu, mereka adalah pihak karoseri pengadaan barangnya sehingga dari sisi jaminan keamanan lebih terjamin,” katanya.
Untuk itu pihaknya telah memetakan sebanyak dua titik pool Transpatriot di lokasi yang berbeda, di antaranya lahan parkir Terminal Induk Kota Bekasi di Jalan Ir H Djuanda Bekasi Timur atau di di lahan Prasarana Sarana Umum (PSU) gedung Satpol PP Kota Bekasi yang baru di Kelurahan Harapanmulya, Bekasi Utara.
“Kalau dipaksakan di Terminal Induk, saya khawatirnya bisa menganggu pelayanan publik di sana, makanya opsi yang memungkinkan di PSU kantor Satpol PP yang baru,” katanya.(Jar)