SUKAWANGI – Tiga wanita lanjut usia asal Kampung Balong Asem RT.001/002, Desa Sukawangi, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi viral di medsos lantaran mengeluhkan kesusahan mereka saat ini.
Mereka adalah Marsih (70), Maryanah (71) dan Runah (72), ketiganya mengeluhkan kondisi mereka yang tidak pernah mendapatkan bantuan apapun selama covid-19, padahal mereka adalah wanita lanjut usia, tak bersuami, dan tak sanggup lagi mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan pokok.
“Orang-orang mah pada dapet duit, dapet beras. Saya mah boro-boro dapet duit, dapet beras. Mana laki ora punya, mana dedewekan (sebatang kara). Liat bapak tuh rumah saya kaya gini pak (gubuk reyot), bapak ora kasihan apa ini pak sama nenek-nenek ya Allah pak,” ucap Maryanah sambil menangis pada video yang sempat viral.
Akan tetapi, kini mereka bertiga dapat bernafas lega karena mendapat bantuan dari masyarakat yang peduli akan keluhan mereka.
Rabu (28/10/2020) malam, Direktur PT Bina Bangun Wibawa Mukti (BBWM), Prananto Sukodjatmoko, bersama Tim Jaringan Organisasi Keadilan Rakyat (Joker), dan juga sukarelawan dari Jamkeswatch.
Mereka langsung beranjak ke lokasi setelah mengetahui kabar itu dari media sosial. Kehadiran mereka disambut hangat oleh masyarakat setempat saat menyambangi rumah kediaman ketiga nenek itu.
“Kami berharap semoga bantuan ini dapat bermanfaat dan dapat membantu serta meringankan beban ekonomi masyarakat kecil. Insya Allah, kami akan terus berupaya membantu rakyat kecil dengan segala kemampuan kami,” ujar Dirut PT BBWM, Prananto Sukodjatmoko.
Bantuan yang diberikan untuk ketiga nenek tersebut berupa beras 30 kilogram, indomie ayam bawang 3 dus, sarden 425grm 6 kaleng, kecap bango 550ml 3 pcs, gula putih 3 kilogram, teh sariwangi 100s 3 kotak, minyak goreng 1800ml 3 refil, biskuit malkist krim keju 120grm 6 pcs, dan uang tunai senilai Rp3 juta.
Senyum semringah langsung menghiasi wajah mereka saat mendapat bantuan itu.
“Nenek hanya dapat terima kasih, doakan agar bapak-bapak yang peduli dibalas kebaikannya sama Allah. Panjang umur, banyak rezeki, sehat-sehat terus buat bapak-bapak yang udah mau bantu,” ucap Runah, salah satu nenek.
Sementara itu, Sekjend Joker, Herry ZK, berharap pemerintah harus peduli terhadap rakyat kecil, jangan hanya turun ke masyarakat pada saat butuhnya saja.
“Saat momen pilkada, pileg, pilkades, minta suara kepada rakyat. Minta dukungan, dan memberi janji. Giliran sudah jadi mereka lupa,” tegas dia.
“Ingat, kalian itu hanya pelayan masyarakat. Rakyat itu adalah raja, kalian itu digaji oleh rakyat. Jadi, layanilah rakyat dengan baik, jangan sakiti dan sengsarakan mereka. Jabatan itu hanya titipan,” sambung dia.
Herry mewanti-wanti pejabat yang tak peka dengan kondisi masyarakatnya karena akan mempertanggungjawabkan hal itu kepada Sang Khalik.
“Jadi, jangan keenakan di atas. Sering-seringlah turun ke bawah, lihat langsung. Yang harus dapat bantuan, ya beri bantuan. Jadi pemimpin itu harus adil dan bijaksana,” katanya.
Herry pun berharap, ketiga nenek tersebut dapat segera didaftarkan dalam program Bansos dari pemerintah. Ia berharap pemerintah desa yang ada di Kecamatan Sukawangi dapat mendata dengan sungguh-sungguh agar tidak ada keluarga miskin yang luput dari perhatian pemerintah.
(*)
Sekilas tentang 3 Nenek yang viral
1. Runah (72) seorang janda yang tinggal bersama dengan cucunya digubuk reyot. Pekerjaan keseharian Runah berjualan kue gemplong. Penghasilannya paling besar sehari Rp20.000.
2. Maryanah (71) seorang janda yang tinggal sebatang kara digubuk reyot. Pekerjaan keseharian Maryanah mencari rongsok. Penghasilannya paling besar sehari Rp7.000.
3. Marsih (70) nenek lansia yang hidup bersama dengan suami-nya yang sedang sakit-sakitan dan tidak bisa melihat tinggal digubuk reyot. Pekerjaan keseharian Marsih mencari rongsok. Penghasilannya paling besar sehari Rp8.000.(jar)