Bekasi– Mangrove, pada dasarnya habitat asli tanaman ini berada di pesisir pantai, teluk dan muara.
Mangrove juga dikenal sebagai tumbuhan laut yang memiliki akar dan batang yang sangat kuat dan mampu menahan ombak laut atau Tsunami, abrasi pantai serta longsor.
Berbeda dengan yang dilakukan Aliansi Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup & B3 Indonesia (AMPHIBI), mereka melakukan uji coba penanaman pohon mangrove di wilayah Zona 1 TPA Bantargebang Bekasi pada,
Minggu (09/05/2021).
Penanaman 500 pohon Mangrove yang dilakukan jajaran pengurus Amphibi Bekasi Raya dan pentolan DPP Amphibi, diantaranya Ketua Umum Amphibi Agus Salim Tanjung,So,Si., Dewan Pembina/Pendiri Amphibi Nawa Kurniawan SIP, Ketua Amphibi Bekasi Raya Mohamad Hendri A, ST, Kabid SDA Joko Santoso,Bidang penanggulangan bencana Faris ST, Bidang Pengelolaan Sampah Bintang Andri Hidayat ST, Jeje dan ujang Ridwan Humas/Ops Amphibi adalah sebagai program uji coba penanaman lanjutan Amphibi untuk yang ke 3 kalinya.
Ketua umum Amphibi Agus Salim Tanjung mengatakan bahwa dalam uji coba penanaman yang ke tiga kali ini dilakukan di lokasi zona 1 tepatnya di depan PLTSA Bantargebang.
Penanaman 500 Mangrove jenis Rhizopora (Apiculata) yang dilakukan pada posisi tingkat kedua gundukan/ bukit sampah sebagai tindak lanjut penanaman Amphibi pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN 2021) tanggal 21 Februari 2021 lalu.
Hal ini kami lakukan sebagai bentuk kontribusi Amphibi dalam mengenang tragedi longsor di TPA Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat yang menelan korban 157 jiwa melayang akibat longsor bukit gunung Sampah, ucap AS.Tanjung.
Sebagai solusi Amphibi untuk mencegah longsor bukit/gunung Sampah adalah penanaman pohon Mangrove di TPA.
Sebelumnya kami juga telah melakukan uji coba penanaman Mangrove pada bulan oktober 2020 dengan tingkat keberhasilan 90 persen, ujar AS.Tanjung.
Sementara Ketua Amphibi Bekasi Raya Mohamad Hendri yang didampingi Kabid SDA Joko Santoso mengatakan bahwa uji coba penanaman 5000 pohon mangrove di TPA Bantargebang seharusnya sudah selesai pada bulan April 2021.
Dikarenakan adanya kendala setelah sehari peringatan HPSN 21 februari 2021, untuk itu kami menunggu pihak TPA Bantargebang melakukan perapihan lokasi di TPA Bantargebang, “ucap Hendri.
Kabid SDA Amphibi Joko Santoso selaku koordinator penanaman Mangrove di TPA Bantargebang menjelaskan tentang fungsi pohon Mangrove yang ditanam di lokasi TPA Bantargebang’
“tujuan kami melakukan uji coba penanaman pohon Mangrove di TPA adalah :
Pertama : batang Mangrove mampu menahan tumpukan bukit/gunung sampah dari longsor akibat tekanan air dan lindi.
Kedua : daun Mangrove mampu menyerap zat karbon lima kali lebih baik dari pada tanaman hutan biasa serta menyerap bau busuk di TPA.
Ketiga : akar Mangrove mampu menetralisir racun dan bau yang terkandung di air lindi.
Disamping itu, dalam pengamatan kami selama ini, bahwa setiap adanya penanaman pohon yang dilakukan pemerintah maupun pihak TPA dilokasi tumpukan bukit/gunung sampah, hampir 95 persen pohon yang ditanam tidak dapat hidup alias mati, “ucap Joko.
Nawa Kurniawan selaku Dewan Pembina dan Pendiri Amphibi yang hadir menerima penghargaan Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) untuk AMPHIBI sebagai yang Pertama melakukan Penanaman Mangrove di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSa) yang juga turut serta dalam uji coba penanaman Mangrove tersebut menjelaskan bahwa apa yang telah dilakukan Amphibi bukan semata mata pencitraan. “Ini real (nyata), “ucap Nawa.
Hal ini harus mendapat suport dan dukungan dari pemerintah republik Indonesia agar program ini dapat berkembang menjadi sulusi dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang sangat kompleks di wilayah TPA, “tutup Nawa Kurniawan.(jar)