Bekasi – Apartemen, Kampus maupun saluran gendong di Kelurahan Margamulya terus mendapat protes sejumlah warga sekitar. Pasalnya pembangunan itu disebut – sebut belum ada koordinasi dengan para warga dan ketua RT 06/RW 02. Bahkan, protes warga diabaikan pihak pengembang dengan keukueh dengan terus melakukan pekerjaan.
Ketua RT 02 Kelurahan Margamulya, Rhondi alias Kopral mengatakan pihaknya belum mendapatkan pemberitahuan lebih dulu terkait pembangunan saluran gendong yang berdekatan dengan pemukiman warga sekitar. Namun belakangan baru diketahui sudah ada pengerjaannya yang dilakukan pihak pengembang.
“Tanpa ada koordinasi dari RT setempat. Dia (pengembang) bilang, katanya sudah berkoordinasi dengan kecamatan, kelurahan dan kepolisian. Saya selaku RW yang bersentuhan langsung dengan masyarakat dianggap apa,” tuturnya
Rhondi menyebutkan, ada beberapa tuntutan diantaranya warga ingin agar jam operasioan mobil berat pengangkut material tidak dilakukan pada malam hari, dan kompensiasi atas dampak lingkungan akibat tiang pancang yang menimbulkan keretakan sejumlah jalan serta mendesak pengembang utuk menandatangani nota kesepakatan akibat dampak yang ditimbulkan apartemen, kampus maupun saluran gendong
’’Kami selaku warga yang tinggal di lingkungan RW 02/ RW 06 keberatan dan protes atas dampak lingkungan yang akan ditimbulkan dari pembangunan Apartemen, kampus dan saluran gendong tersebut yang diketahui dari PT Tata. Dan kalau tidak ada pertanggung jawaban dari pengembang, Kami tetap akan menolak pembangunan tersebut,’’ paparnya.
Dampak adanya proses pembangunan Apartemen maupun saluran gendong, sambung Subur, adalah drainase yang tidak dapat menampung debit air apabila turun hujan. Akibatnya, banjir akan semakin parah merendam tempat tinggal warga yang berada di luar komplek tersebut.
Menyikapi hal tersebut Lurah Margamulya, Dadang Ginajar menjelaskan dari beberapa tuntutan itu, pihak kelurahan tetap akan menfasilitasi warga dengan pihak pengembang “Tugas saya hanya fasilitator untuk mempertemukan warga dengan pengembang agar ada titik temunya,” tuturnya.