Akibat Akses Jalan Ditutup, Kondisi SPBU Kartini Sepi

Bekasi – Sejak proyek pembenahan infrastruktur jembatan yang berlokasi di Jalan Kartini Bekasi Timur, pihak SPBU yang bernomor 3417144 mulai merasakan dampak atas pembangunan jembatan. akibatnya pihak SPBU mengalami penurunan omset penjualan hingga 30 persen. Hal ini dikarenakan semenjak akses jalan baik dari arah jalan Hasibuan maupun dari jalan Juanda menuju Jalan Hasibuan ditutup total oleh Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi.

Akibat Akses Jalan Ditutup, Kondisi SPBU Kartini Sepi
Akibat Akses Jalan Ditutup, Kondisi SPBU Kar

“Biasanya dalam sehari penjualan kita rata – rata 24 – 25 Kilo liter, sekarang hanya 6 sampai 7 kilo liter saja per hari” ungkap Thaid Suryadi selaku manejer Shif kepada Celoteh Anak Bekasi  diruang kerjanya Jumat, (21/8). Sebelumnya, setiap harinya banyak pengendara yang melintasi Jl. Kartini untuk mengisi bahan bakar di SPBU, namun semenjak proyek jembatan dimulai, kondisi jalanan tampak sepi pengendara. Hal ini tentu berdampak pada omset penjualan “Omset kita per hari sekitar Rp170 juta, namun hari ini cuma dapat Rp50 juta sehari” katanya

Dia juga mengatakan tidak mengetahui persis kapan proyek ini selasai dikerjakan apalagi pengerjaannya bukan hanya proyek jembatan saja tapi ada juga pengerjaan turap. namun ia menyayangkan sebelum dilakukan pengerjaannya, pihaknya sama sekali belum pernah diundang oleh dinas terkait. Namun dia berharap Dishub Kota Bekasi bisa membuka kembali akses jalan masuk maupun akses jalan keluar. hal itu menunjukan Pemkot ada sedikit perhatian dan keberpihakan terhadap kami. “Harapan saya sih, akses itu bisa dibuka, dan kami siap membantu dishub” harapnya.

Sementara, Kabid Tata Air Bina Marga Kota Bekasi, Arif Maulana mengatakan pembangunan yang dikerjakan itu tidak lain semata – mata dilakukan Pemerintah Kota Bekasi guna mengatasi masalah banjir, dan kemacetan bahkan sebut Arif, pembangunan dalam pelaksanaannya pasti ada yang dirugikan tapi kedepannya masyarakat akan diuntungkan karena koensikoensi pembangunan seperti itu. maka saya berharap semua elemen harus bisa saling memahami

Baca Juga :   Rahmat Effendi Tak Akui Hotman Sebagai Jubir

Saat disinggung dampak pembangunan terhadap SPBU, Dikatakan Arif bahwa yang harus diperhatikan dan disadari pihak SPBU, jangan hanya memikirkan keuntungan pribadi saja, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan masyarakat luas. Terkait akses jalan yang ditutup sebut dia, harusnya pihak SPBU ada permohonan, dan kita akan buka kembali akses jalan tersebut. disamping itu, kita akan mengadakan rapat serta berkordinasi seperti apa pengaturan dari pihak SPBU. saya meminta kepada pihak SPBU untuk membuat rambu yang sifatnya sementara.

Namun ia pun mengaku bahwa pihaknya sudah memberikan sosialisasi akan dampak kegiatan pembangunan itu sendiri, baik melalui camat maupun lurah karena yang melakukan sosialisasi itu adalah kewenangan dan kewajiban mereka “Kalau ada keinginan pihak SPBU menyampaikan itu silahkan aja dengan mengajukan surat permohonan, sebab yang rasakan dampaknya itu kan pihak SPBU sendiri” ucapnya.

Terkait perbaikan jembatan Kartini, warga masyarakat pengguna jalan mengaku agak keberatan jika memakan waktu yang cukup lama, terlebih lagi saat tahun baru 2016 jembatan yang menjadi jalan akses utama masyarakat ini belum juga selesai.“Tentu perbaikan sih kita dukung aja mas, dan kalau bisa jangan sampai lewat tahun baru dong,” ungkap Suyatno (33) warga yang tinggal di Wisma Asri yang sering melintas jalan Kartini

Sekedar diketahui proyek pembangunan jembatan Jalan Kartini dimulai 11 Aaggustus 2015 dan berakhir bulan Januari 2016. ukuran jembatan memiliki panjang 12 meter dengan lebar 11 meter persegi. Total anggaran yang dikucurkan dari APBD 2015 ini sebesar Rp2.443.327.000 dan pemenangnya pihak kontraktor CV. Chandro Putra Mandiri yang berdomisili di Jakarta Timur (JAR).